Halo Blog, Selamat berbahagia
Ketika sedang berseluncur di dunia maya, tiba-tiba saya melihat headline menarik mengenai penangkapan babi ngepet, lagi dan lagi babi ngepet, babi jenis ini sering sekali kita dengar di Indonesia, sangat ikonik untuk seekor hewan babi. Pada akhirnya sampailah saya juga menulis blog dengan judul ini, dari kalimat judul diatas, mari kita bahas satu per-satu dari point yang terkandung di dalam nya. Pertama adalah Viral, untuk kata ini sedang tranding khususnya di Indonesia, ya setiap momen seakan-akan berlomba untuk menjadi viral. Kedua adalah nyinyir, kata yang satu ini mempunya magis luar biasa bagi soerang komunikan / penerima pesan. Betapa tidak mengandung magis nya, kalau ada seorang penyinyir yang tanpa tau seluk beluk dan validasi dari informasi yang dia sampaikan kepada para komunikan disekitarnya. Bayangin kalau ada ibu-ibu nyinyir yang tetangga nya pengangguran tapi kaya, bisa dibilang ngepet, apa urusannya ibu-ibu tadi atau siapalah orangnya dimanapun itu, yang begitu nyinyir nya akan kekayaan orang lain apalagi dia tetangga dekat nya sendiri. Gak usah lah bahas kekayaan orang, soal kehidupan seseorang saja masih menjadi topik menarik untuk para kaum nyinyir. Entah kenapa dua kata seakan sedang menjadi gaya hidup, mungkin didukung dengan fasilitas media online saat ini dan kecukupan seseorang dalam membeli gadget sehingga mengawinkan dual hal tersebut yang akhirnya beranak pinak sampai saat ini semakin meluas cangkupan nya.
dimana ada yang viral pasti ada nyinyir, dimana ada nyinyir pasti nantinya viral ??
Ketiga adalah babi ngepet, kenapa babi ngepet ? dan apa itu babi ngepet ? Bagi sebagian bahkan kebanyakan budaya di pulau jawa khususnya bahkan mungkin ada sebutan lain di luar pulau Jawa, babi ngepet termasuk mitologi per- ghoiban yang cukup populer bahkan sampai saat ini sudah memasuki revolusi industri 4.0. Babi ngepet adalah manusia yang dapat berubah wujud menjadi babi dan tugas nya adalah mencuri uang dari rumah-rumah orang disekitar nya. jika memang benar, babi ngepet ini sudah dikatakan melewati fase mutasi dari manusia menjadi hewan, bukan lagi manusia setengah hewan ya.
Para kaum nyinyir dan viral tadi telah ber-asumsi bahwa orang kaya / seseorang yang mempunyai harta banyak bisa dibilang begitu, tetapi tidak ada pekerjaan yang "jelas" atau menganggur disebut menjalankan praktek babi ngepet. Berarti syarat untuk babi ngepet adalah pengangguran dahulu ? ya tentu tidak kalau misalkan itu benar ada. Bisa saja sudah kaya tapi mau ngepet mah, kan bebas. Selain itu apabila suatu lingkungan terkecil seperti dalam satu RT / RW tersebut ada warga nya yang kehilangan secara berturut-turut, maka muncul lah ungkapan babi ngepet.
Tidak habis disitu, harus ada pembuktian viral untuk mendukung sebuah kejadian cocoklogi tersebut agar viral dan berdampak bagi orang lain, maka dibuatlah skenario babi ngepet sungguhan dalam perwujudan babi yang hakiki. Dimana skenario dan kata-kata dari seorang yang ingin viral tadi akan langsung dilihat dan didengar oleh para komunikan, dan mungkin saja salah satu dari komunikan tersebut adalah kaum nyinyir yang akan berdampak domino terhadap lingkungan sosial nya disuatu tempat. Ketika dia sudah mendapat impuls dari ke-viralan yang mungkin belum tervalidasi tersebut, namun sudah terlanjur dicerna oleh otak nya agar menjadi output nyinyiran bagi orang lain, maka lahirlah babi ngepet season berikutnya.
Kebetulan, fenomena ini sudah terjadi beberapa waktu lalu di daerah sawangan, depok, Jawa barat. Ada ibu-ibu yang menuduh tetangganya menjadi babi ngepet karena dia pengngguran tapi kaya raya, dan ada seorang bapak-bapak berpenampilan seperti ustad yang sengaja membeli babi untuk dilepas dan ditangkap agar menjadi viral. Yang menarik dari kejadian tersebut adalah momen dimana si ibu nyinyir tadi minta maaf melalui video klarifikasinya, dimana beliau sebutkan kurang lebih seperti ini "saya minta maaf sekali lagi, saya ada kesalahan dari air ludah saya atau lidah saya". Kenapa dia sebut air ludah dan lidah? apa maksudnya spontanitas, atau memang celetukan celetukan unfaedah selalu lahir dari air ludah atau lidah tanpa harus melewati akal dan pikiran. Atau bisa saja penyusunan kata dalam sesi permohonan maaf itu kurang tepat saja, yang tau maksud dari perkataan tersebut hanya beliau.
Balik ke kasus tadi dan beberapa kasus serupa mungkin di lain tempat, jika kita lihat dari sisi korban nyinyir tersebut akan sangat berdampak negatif kalau saja si komunikan yang mendengar nyinyiran tadi merespon buruk tanpa pikir panjang pula, sedangkan kebalikannya akan berdampak positif kalau memang terbukti hal tersebut tidak benar, bahkan mungkin setelah itu orang lain bisa tau kalau sumber kekayaan kita didapat dari cara apa, atau motivasi hidup apa dibaliknya.
Jadi tolong lah para teman blog yang budiman, jangan lagi melakukan hal-hal yang tidak berguna apalagi menyangkut urusan orang lain sebagai objek nya. Jangan ada lagi ngepet-ngepet berikut nya !
Sampai ketemu lagi di blog selanjutnya. Selamat ber-syukur